Showing posts with label Sastra. Show all posts
Showing posts with label Sastra. Show all posts

Sastra Sebagai Sistem Semiotik

 Sastra Sebagai sistem semiotik 

  • Pendahuluan

Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus adalah untuk membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi yang diakibatkan oleh berbagai permasalahan dan proses penyesuaian terhadap kehidupan. Bagi pembaca pada umumnya, membaca atau mendengarkan suatu karya sastra merupakan kegiatan yang dapat menghilangkan kejenuhan terhadap kehidupan tempat pembaca berbudaya. Sedangkan untuk penulis, dapat menyalurkan aspirasinya pada karya sastra yang diciptakannya, termasuk kejenuhan penulis.


  • Kemunculan Penulis dalam Karya Sastra

Pada zaman Yunani telah muncul karya-karya sastra. Pengarang klasik seperti Aristoteles dan Horatius sangat terkenal dan karyannya tidak hilang sepanjang masa. Karya sastra dianggap hasil dari gejala yang bersifat mental.  Semua gejala yang bersifat mental tertutup oleh alam kesadaran. Dengan adanya ketidak seimbangan antara kesadaran dan ketidak sadaran, maka ketidaksadaran menimbulkan dorongan-dorongan yang memerlukan kenikmatan yang disebut libido. Proses kreatif merupakan kenikmatan dan memerlukan pemuasan, maka proses tersebut dianggap sejajar dengan libido. Tetapi dorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan tersebut dikontrol oleh ego dan kata hati, sehingga muncullah karya sastra yang bersifat ekspresif. Hal tersebut merupakan bukti bahwa aspek ekspresif telah muncul di zaman klasik kebudayaan barat.


  • Posisi penulis dalam Semiotik

Semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantaraan tanda-tanda proses kehidupan menjadi lebih efisien. Dengan perantaraan tanda manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus mengadakan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Tanda tersebut tersemat dalam bahasa yang digunakan oleh manusia. Menurut Lotmann (1977: 15) konotasi dan ciri-ciri penafsiran ganda lainnya, merupakan sistem komunikasi yang penuh dengan pesan kebudayaan. Maka dari itu bahasa sastra merupakan kebudayaan itu sendiri. Manusia dalam karya sastra adalah pengarang sebagai ciri komunikasi dan pembaca dengan ciri nilai-nilai dalam tanda, sedangkan karya sebagai dunia nyata.


Dalam sastra, sistem simbol yang terpenting adalah bahasa. Bahasa metaforis konotatif dan kreatifitas imajinatif merupakan faktor yang membuat karya sastra penuh dengan sistem tanda. Menurut Saussure teks sastra memiliki ciri qualisigns, sinsigns dan legisigns. Qualisigns adalah dunia kemungkinan dalam pikiran yang akan menjadi nyata apabila dimasukkan ke dalam sinsigns. Sinsign adalah tampilan tanda dalam kenyataan yang belum terlembagakan. Setiap teks adalah sinsigns atau semacam hakikat individual. Sedangkan legisigns adalah tanda yang telah terlembagakan. 

Bagikan ke WhatsApp

SINOPSIS NOVEL: O PIONEERS! OLEH WILLA CATHER (1913)

 SINOPSIS NOVEL: O PIONEERS! OLEH WILLA CATHER (1913)


Penulis: Willa Cather

Negara: United States

Bahasa: Bahasa Inggris

Genre: Fiksi Sejarah

Tahun Penerbitan: 1913

        O Pioneers (1913) adalah novel hebat pertama Wila Cather, dan bagi banyak orang, karya ini merupakan maha karya yang tidak tertandingi.Tidak ada karya fiksi lain yang dengan tepat dapat menyampaikan realitas fisik yang jelas dan mitos transformasi perbatasan Amerika- dan transformasi orang-orang yang menyelesaikannya.

    Tokoh utama Cerita ini adalah Alexandra Bergson, yang datang di padang rumput Hanover, Nebraska, sebagai seorang gadis yang tumbuh besar untuk menjadikan pertaniannya  menjadi makmur. Tapi kisah suksesnya dihiasi oleh  kehilangan, dan pengabdian Alexandra pada pertaniannya mungkin harus dibayar dengan cinta.

Pengertian Sintaksis Dalam Ilmu Linguistik

  Hakikat/Pengertian Sintaksis

Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. 

Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. 

Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa. 

Sintaksis juga dapat dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech). 

Sintaksis secara etiomologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘sun’ artinya dengan dan ‘tattein’ artinya menempatkan. Jadi, secara etimologis sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata menjadi kelompok kata atau kalimat. 

Sintaksis yang berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxsis. Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah syntax.

Apa itu Pragmatik?

Apakah yang  dimaksud dengan Pragmatik?

Kita biasa mendengar kata pragmatik, disini kita membahas sedikit tentang pragmatik ini secara singkat bagi orang awam dan bukan bagi mereka yang mendalami ilmu Linguistik, hehehe...

Pragmatik adalah salah satu cabang dari linguistik yang mempelajari tentang ujaran dari sang penutur adalah pragmatik. Seorang ahli bahasa, Leech mengemukakan bahwa pragmatik adalah studi mengenai makna ujaran di dalam situasi-situasi tertentu atau dalam konteks tertentu.

Atau dengan kata lain pragmatik adalah ilmu cabang lnguistik yang mengkaji hubungan timbal balik antara fungsi dan bentuk tuturan. Dan dalam pragmatik inilah terdapat prinsip-prinsip tentang bagaimana seorang manusia bertutur dalam situasi tertentu. Salah satu dari prinsip tersebut adalah prinsip kesantunan atau kesopanan.

Contoh dalam kalimat misalnya :

Artikel Populer