Review Buku Lucy Pollard "Guide to Teaching English"
TAHUN 2008
Pendahuluan
“Lucy Pollard’s Guide to Teaching English” oleh Lucy Pollard adalah buku yang
ditujukan untuk membantu para calon guru maupun guru baru, khususnya yang
berkecimpung dalam pengajaran bahasa Inggris. ("Lucy Pollard's Guide to
Teaching English" by Lucy Pollard is a book aimed at helping prospective
and new teachers, especially those involved in teaching English.) Buku ini terdiri
atas 10 bab. Bab pertama membahas tentang ilmu basis dalam pengajaran bahasa
Inggris. Kemudian pada bab kedua membahas tentang metode-metode pendekatan yang
terdapat dalam pengajaran bahasa Inggris. Bab ketiga berfokus pada bagaimana
cara seorang guru membawakan materinya di depan kelas serta bagaimana guru
memandu jalannya pembelajaran keseluruhan di kelas. Lalu, penulis mulai
berfokus pada setiap kemampuan bahasa, dimulai dengan babi ni yang keempat yang
membahas tentang kemampuan berbicara (speaking) dan bagaimana cara guru
untuk mengajarkan kemampuan ini. Dilanjutkan pada bab kelima berfokus pada
kemampuan menyimak,lau pada bab keenam berfokus pada kemampuan membaca, pada
ketujuh berfokus pada kemampuan menulis. Pada bab kedelapan penulis buku
berfokus pada perencanaan pembelajaran, yang juga merupakan hal yang perlu
dikuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Penulis kemudian berfokus
pada bagaimana cara guru mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh murid ketika
pembelajaran di bab kesembilan. sebagai salah satu bagian dari manajemen
kelas., Guru perlu mengetahui cara yang benar untuk mengoreksi kesalahan siswa
agar masukan yang diberikan guru mampu diterima baik oleh siswa. Dan pada bab
terakhir, penulis berfokus pada cara pengucapan selama berbicara di dalam
pembelajaran, utamanya karena mata pelajaran kita adalah bahasa inggris,
pengucapan kata yang benar merupakan hal essential yang perlu dikuasai para
calon guru bahasa Inggris.
Dalam ulasan kali ini, para pengulas tidak mengulas buku ini secara keseluruhan dan setiap bab, melainkan berfokus pada 3 bab yang terdapat dalam buku ini, yakni bab pertama, kedua, dan keenam. Bab pertama dari buku ini merupakan landasan yang kuat bagi pendidik bahasa Inggris, karena menggambarkan komponen-komponen penting dalam proses mengajar dan pembelajaran. Oleh karena itu, bab ini memberikan pemahaman awal tentang topik-topik dasar yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam buku ini. selanjutnya bab kedua berisi tentang metode-metode pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk pendekatan dalam mengajar bahasa inggris. Terdapat 8 metode pendekatan yang diterangkan dalam bab ini, dan metode-metode pendekatan yang penulis terangkan dalam bab ini tersusun secara kronologis mulai dari metode pendekatan yang tergolong tradisional hingga ke metode pendekatan yang komtenporer. dan pada bab keenam menyaji kan berbagai macam keterampilan dan bagaimana cara mempraktikkannya dalam pembelajaran reading dimana saat ini sebagian besar guru lebih berfokus hanya kepada peningkatan kemampuan speaking dan listening, bab ini memberikan gambaran yang menyeluruh tentang keterampilan mengajar reading. Mulai dari penjelasan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga tingkat keefektifan kegiatan tersebut.
Ringkasan
Pada
bab 1, penulis memberikan penekanan pada penggunaan bahasa Inggris dan bahasa
ibu dalam kelas, yang menyoroti pentingnya menemukan keseimbangan yang tepat
antara keduanya dan membahas peran guru dalam memberikan instruksi, dengan
memberikan penekanan pada teknik eliciting untuk mengaktifkan partisipasi
siswa. Selain itu, penulis juga mengeksplorasi penggunaan blackboard dan
whiteboard sebagai alat bantu pengajaran yang efektif. Serta mengulas
pentingnya kerja berpasangan (pair work) dan kerja kelompok (group work) dalam
mempromosikan interaksi dan kolaborasi di antara siswa. Bagian ini juga
memberikan panduan praktis tentang cara mengatur dan mengelola kerja berpasangan
dan kerja kelompok secara efektif. Dalam proses pembelajaran ada beberapa aspek
penting yang mesti dilakukan guru, seperti cara memberikan instruksi yang jelas
dan efektif, pengaturan tempat duduk siswa yang optimal, dan pemilihan buku
pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kelas.
Penulis
menjelaskan tentang metode-metode pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru
untuk pendekatan dalam mengajar bahasa inggris di bab kedua bukunya. Yang
pertama, adalah metode “penerjemahan tata bahasa” sekaligus metode yang paling
tradisional yang digunakan dalam pendekatan pengajaran bahasa inggris. Kedua,
metode “audio-bahasa” yang merupakan metode yang berfokus pada respon para
siswa ketika diminta oleh seorang guru untuk melihat contoh yang diberikan, dan
kemajuannya akan dilihat berdasarkan apakah siswa sudah mampu menjawab benar
dari respon yang diberikan, jika salah akan diminta untuk mengulangi respon
yang keliru tadi dan dibenarkan oleh guru. Ketiga, metode “Pendekatan
komunikatif ”adalah metode yang berkembang dilandaskan para siswa yang belajar bahasa
membutuhkan metode yang mampu membuat mereka berkomunikasi secara nyata, tidak
terbatas oleh contoh atau tata bahasa. Metode ini berfokus pada situasi nyata
dimana siswa diminta untuk berkomunikasi secara tulus. Terakhir, metode “PPP”
atau singkatan dari presentasi-praktik-produksi yang merupakan salah satu
metode tradisional yang masih dipakai hingga saat ini. Metode pendekatan ini
dimulai dari guru mempresentasikan material tentang bahasa target yang
dipelajari, kemudian siswa akan diminta untuk praktik berdasarkan materi yang
diterangkan.
Dalam
metode pendekatan “pelajaran berbasis tugas”, guru memberikan tugas kepada
siswa yang melibatkan penggunaan bahasa yang belum dipelajari di kelas dan bahasa
yang telah dipelajari sebelumnya yang ingin direvisi oleh guru. Tugas tersebut
dapat berupa aktivitas dari buku pelajaran yang dimaksudkan sebagai latihan
poin bahasa atau aktivitas dari sumber tambahan. Metode ini melibatkan guru dalam
memberikan tugas dan mengamati siswa saat mereka mengerjakannya. Adapun metode
“ESA” atau singkatan dari engage - study – activate adalah pendekatan yang
melibatkan partisipasi siswa secara lansung. Pendekatan ini dilakukan secara
terbuka sehingga nantinya siswa akan diminta terlibat dalam contoh yang
diberikan, lalu belajar mengenai poin bahasa yang terdapat dalam contoh atau
konteks yang diberikan. Sedangkan metode “Pendekatan Leksikal” berfokus pada
item-item leksikal daripada sintaksis atau tata bahasa. Item leksikal adalah
kata-kata atau potongan kata, yang memiliki arti tersendiri.
Di bab 6 buku ini penulis juga mengemukakan bahwa kegiatan membaca tidak kalah penting dari pengembangan kemampuan yang lain. Namun dari berbagai macam proses pembelajaran, membaca dianggap oleh banyak orang sebagai aspek yang terabaikan dalam pengajaran bahasa. Oleh karena itu, bab ini dibuat untuk memberikan solusi dari masalah tersebut. Beberapa point membahas tentang keterampilan mengajar dalam meningkatkan kemampuan membaca seseorang. Selain itu, dalam bab ini penulis menyertai dorongan dan langkah-langkah dalam membangun siswa menjadi pembaca yang kompeten, misalnya dengan melakukan pendekatan lebih dahulu tentang minat mereka dan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai kosakata yang akan mempengaruhi pemahaman mereka terhadap teks.
Kritik
Pada
bab 1, disajikan informasi penting sebagai landasan kuat dalam pendidikan bahasa
Inggris yang secara signifikan berkontribusi dalam mendukung profesi guru dan
membantu mereka mengelola kelas secara efektif dan efisien. Contohnya adalah
bagian "1.11 How to seat students", yang menjelaskan beberapa cara
mengatur posisi duduk siswa. Pengulas setuju dengan pemaparan ini karena posisi
duduk siswa juga berpengaruh pada proses pembelajaran. Menurut Siti Nurhalimah
(2013), penting mencari posisi duduk yang memungkinkan siswa tetap fokus tanpa
terganggu oleh hal lain. Penelitian yang dilakukan oleh Partin (2012) dan Siti Nurhalimah
(2013) juga menunjukkan pengaruh posisi duduk siswa terhadap prestasi mereka di
kelas.
Beralih
ke bab 2, penulis menyajikan definisi setiap metode pendekatan dengan jelas dan
terstruktur, memudahkan pemahaman pembaca. Penulis tidak hanya membatasi diri
pada teori-teori, tetapi juga menyertakan informasi dan hasil penelitian yang
relevan. Hal ini membuat penjelasan menarik dan menarik minat pembaca. Penulis
juga memberikan perspektif pribadi dalam beberapa metode pendekatan yang pernah
ia temui saat belajar. Dengan pengalaman yang mendasari pemahamannya,
penjelasan setiap metode terasa solid dan meyakinkan. Meskipun demikian,
terdapat kekurangan dalam bab ini karena ketidak konsistensian penulis dalam
memberikan contoh pada setiap metode yang dijelaskan. Tidak semua metode
mendapatkan perspektif pribadi atau informasi tambahan dari penulis. Kelemahan
ini dapat dikaitkan dengan teori konsistensi dalam karya ilmiah yang meliputi
konsistensi dalam memegang pokok pikiran, penggunaan istilah, keakuratan, dan
kesinambungan materi pembicaraan (Brotowidjojo, 1991).
Selanjutnya, pada bab 6, penulis mencantumkan beberapa sub-keterampilan sebagai pilihan kegiatan bagi pengajar dalam mengembangkan keterampilan membaca siswa. Penulis memberikan langkah-langkah jitu yang merupakan contoh konkret tentang cara mengaplikasikan sub-keterampilan tersebut di kelas. Namun, bab ini hanya terfokus pada pentingnya membaca dalam pengajaran bahasa tanpa menyertakan contoh konkret atau strategi yang dapat digunakan pengajar untuk melibatkan siswa secara aktif dalam membaca. Disarankan agar penulis menambahkan contoh konkret atau strategi yang membantu pengajar melibatkan siswa secara efektif dalam membaca. Djamarah dan Zain (2006) menyatakan, "Strategi mempunyai suatu garis-garis besar haluan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Dengan menambahkan strategi atau contoh konkret dalam bab ini, pengajar akan diberikan panduan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan membaca yang melibatkan siswa secara aktif. Penambahan ini juga akan memberikan variasi dan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca mereka dengan cara yang lebih terlibat dan menyenangkan.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari buku “Lucy Pollard’s Guide to Teaching English” memberikan informasi penting mengenai pengelolaan kelas secara efektif dan efisien. Posisi duduk siswa sangat memengaruhi proses pembelajaran dan tingkat kefokusan siswa. Penulis juga mengemukakan beberapa metode pendekatan dengan jelas dan terstruktur. Meskipun ada metode yang tidak mendapatkan perspektif pribadi dan informasi tambahan dari penulis hingga menyebabkan ketidak konsistensian penulis dalam memegang pokok pikiran, penggunaan istilan, keakuratan, dan kesinambungan materi pembicaraan. Selain itu, penulis juga memberikan langkah-langkah dalam pengembangan keterampilan membaca siswa. Namun, penulis tidak menambahkan contoh konkret atau strategi yang membantu pengajar melibatkan siswa secara efektif dalam membaca. Dengan menambahkan strategi atau contoh konkret dalam buku ini, pengajar akan diberikan panduan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan membaca yang melibatkan siswa secara aktif.

No comments:
Post a Comment
Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.