Review Buku Lucy Pollard yang berjudul Guide to Teaching English

 Review Buku Lucy Pollard "Guide to Teaching English"

TAHUN 2008

 Buku ini dioterbitkan dalam bahasa Inggris dan isi setebal 71 Halaman, sedangkan yang diulas dibawah ini berfokus ke bab 1, bab 2 dan bab 6

Pendahuluan

Lucy Pollard’s Guide to Teaching English” oleh Lucy Pollard adalah buku yang ditujukan untuk membantu para calon guru maupun guru baru, khususnya yang berkecimpung dalam pengajaran bahasa Inggris. ("Lucy Pollard's Guide to Teaching English" by Lucy Pollard is a book aimed at helping prospective and new teachers, especially those involved in teaching English.) Buku ini terdiri atas 10 bab. Bab pertama membahas tentang ilmu basis dalam pengajaran bahasa Inggris. Kemudian pada bab kedua membahas tentang metode-metode pendekatan yang terdapat dalam pengajaran bahasa Inggris. Bab ketiga berfokus pada bagaimana cara seorang guru membawakan materinya di depan kelas serta bagaimana guru memandu jalannya pembelajaran keseluruhan di kelas. Lalu, penulis mulai berfokus pada setiap kemampuan bahasa, dimulai dengan babi ni yang keempat yang membahas tentang kemampuan berbicara (speaking) dan bagaimana cara guru untuk mengajarkan kemampuan ini. Dilanjutkan pada bab kelima berfokus pada kemampuan menyimak,lau pada bab keenam berfokus pada kemampuan membaca, pada ketujuh berfokus pada kemampuan menulis. Pada bab kedelapan penulis buku berfokus pada perencanaan pembelajaran, yang juga merupakan hal yang perlu dikuasai oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Penulis kemudian berfokus pada bagaimana cara guru mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh murid ketika pembelajaran di bab kesembilan. sebagai salah satu bagian dari manajemen kelas., Guru perlu mengetahui cara yang benar untuk mengoreksi kesalahan siswa agar masukan yang diberikan guru mampu diterima baik oleh siswa. Dan pada bab terakhir, penulis berfokus pada cara pengucapan selama berbicara di dalam pembelajaran, utamanya karena mata pelajaran kita adalah bahasa inggris, pengucapan kata yang benar merupakan hal essential yang perlu dikuasai para calon guru bahasa Inggris.

Dalam ulasan kali ini, para pengulas tidak mengulas buku ini secara keseluruhan dan setiap bab, melainkan berfokus pada 3 bab yang terdapat dalam buku ini, yakni bab pertama, kedua, dan keenam. Bab pertama dari buku ini merupakan landasan yang kuat bagi pendidik bahasa Inggris, karena menggambarkan komponen-komponen penting dalam proses mengajar dan pembelajaran. Oleh karena itu, bab ini memberikan pemahaman awal tentang topik-topik dasar yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam buku ini. selanjutnya bab kedua berisi tentang metode-metode pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk pendekatan dalam mengajar bahasa inggris. Terdapat 8 metode pendekatan yang diterangkan dalam bab ini, dan metode-metode pendekatan yang penulis terangkan dalam bab ini tersusun secara kronologis mulai dari metode pendekatan yang tergolong tradisional hingga ke metode pendekatan yang komtenporer. dan pada bab keenam menyaji kan berbagai macam keterampilan dan bagaimana cara mempraktikkannya dalam pembelajaran reading dimana saat ini sebagian besar guru lebih berfokus hanya kepada peningkatan kemampuan speaking dan listening, bab ini memberikan gambaran yang menyeluruh tentang keterampilan mengajar reading. Mulai dari penjelasan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga tingkat keefektifan kegiatan tersebut.

Ringkasan

Pada bab 1, penulis memberikan penekanan pada penggunaan bahasa Inggris dan bahasa ibu dalam kelas, yang menyoroti pentingnya menemukan keseimbangan yang tepat antara keduanya dan membahas peran guru dalam memberikan instruksi, dengan memberikan penekanan pada teknik eliciting untuk mengaktifkan partisipasi siswa. Selain itu, penulis juga mengeksplorasi penggunaan blackboard dan whiteboard sebagai alat bantu pengajaran yang efektif. Serta mengulas pentingnya kerja berpasangan (pair work) dan kerja kelompok (group work) dalam mempromosikan interaksi dan kolaborasi di antara siswa. Bagian ini juga memberikan panduan praktis tentang cara mengatur dan mengelola kerja berpasangan dan kerja kelompok secara efektif. Dalam proses pembelajaran ada beberapa aspek penting yang mesti dilakukan guru, seperti cara memberikan instruksi yang jelas dan efektif, pengaturan tempat duduk siswa yang optimal, dan pemilihan buku pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kelas.

Penulis menjelaskan tentang metode-metode pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk pendekatan dalam mengajar bahasa inggris di bab kedua bukunya. Yang pertama, adalah metode “penerjemahan tata bahasa” sekaligus metode yang paling tradisional yang digunakan dalam pendekatan pengajaran bahasa inggris. Kedua, metode “audio-bahasa” yang merupakan metode yang berfokus pada respon para siswa ketika diminta oleh seorang guru untuk melihat contoh yang diberikan, dan kemajuannya akan dilihat berdasarkan apakah siswa sudah mampu menjawab benar dari respon yang diberikan, jika salah akan diminta untuk mengulangi respon yang keliru tadi dan dibenarkan oleh guru. Ketiga, metode “Pendekatan komunikatif ”adalah metode yang berkembang dilandaskan para siswa yang belajar bahasa membutuhkan metode yang mampu membuat mereka berkomunikasi secara nyata, tidak terbatas oleh contoh atau tata bahasa. Metode ini berfokus pada situasi nyata dimana siswa diminta untuk berkomunikasi secara tulus. Terakhir, metode “PPP” atau singkatan dari presentasi-praktik-produksi yang merupakan salah satu metode tradisional yang masih dipakai hingga saat ini. Metode pendekatan ini dimulai dari guru mempresentasikan material tentang bahasa target yang dipelajari, kemudian siswa akan diminta untuk praktik berdasarkan materi yang diterangkan.

Dalam metode pendekatan “pelajaran berbasis tugas”, guru memberikan tugas kepada siswa yang melibatkan penggunaan bahasa yang belum dipelajari di kelas dan bahasa yang telah dipelajari sebelumnya yang ingin direvisi oleh guru. Tugas tersebut dapat berupa aktivitas dari buku pelajaran yang dimaksudkan sebagai latihan poin bahasa atau aktivitas dari sumber tambahan. Metode ini melibatkan guru dalam memberikan tugas dan mengamati siswa saat mereka mengerjakannya. Adapun metode “ESA” atau singkatan dari engage - study – activate adalah pendekatan yang melibatkan partisipasi siswa secara lansung. Pendekatan ini dilakukan secara terbuka sehingga nantinya siswa akan diminta terlibat dalam contoh yang diberikan, lalu belajar mengenai poin bahasa yang terdapat dalam contoh atau konteks yang diberikan. Sedangkan metode “Pendekatan Leksikal” berfokus pada item-item leksikal daripada sintaksis atau tata bahasa. Item leksikal adalah kata-kata atau potongan kata, yang memiliki arti tersendiri.

Di bab 6 buku ini penulis juga mengemukakan bahwa kegiatan membaca tidak kalah penting dari pengembangan kemampuan yang lain. Namun dari berbagai macam proses pembelajaran, membaca dianggap oleh banyak orang sebagai aspek yang terabaikan dalam pengajaran bahasa. Oleh karena itu, bab ini dibuat untuk memberikan solusi dari masalah tersebut. Beberapa point membahas tentang keterampilan mengajar dalam meningkatkan kemampuan membaca seseorang. Selain itu, dalam bab ini penulis menyertai dorongan dan langkah-langkah dalam membangun siswa menjadi pembaca yang kompeten, misalnya dengan melakukan pendekatan lebih dahulu tentang minat mereka dan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai kosakata yang akan mempengaruhi pemahaman mereka terhadap teks. 

Kritik

Pada bab 1, disajikan informasi penting sebagai landasan kuat dalam pendidikan bahasa Inggris yang secara signifikan berkontribusi dalam mendukung profesi guru dan membantu mereka mengelola kelas secara efektif dan efisien. Contohnya adalah bagian "1.11 How to seat students", yang menjelaskan beberapa cara mengatur posisi duduk siswa. Pengulas setuju dengan pemaparan ini karena posisi duduk siswa juga berpengaruh pada proses pembelajaran. Menurut Siti Nurhalimah (2013), penting mencari posisi duduk yang memungkinkan siswa tetap fokus tanpa terganggu oleh hal lain. Penelitian yang dilakukan oleh Partin (2012) dan Siti Nurhalimah (2013) juga menunjukkan pengaruh posisi duduk siswa terhadap prestasi mereka di kelas.

Beralih ke bab 2, penulis menyajikan definisi setiap metode pendekatan dengan jelas dan terstruktur, memudahkan pemahaman pembaca. Penulis tidak hanya membatasi diri pada teori-teori, tetapi juga menyertakan informasi dan hasil penelitian yang relevan. Hal ini membuat penjelasan menarik dan menarik minat pembaca. Penulis juga memberikan perspektif pribadi dalam beberapa metode pendekatan yang pernah ia temui saat belajar. Dengan pengalaman yang mendasari pemahamannya, penjelasan setiap metode terasa solid dan meyakinkan. Meskipun demikian, terdapat kekurangan dalam bab ini karena ketidak konsistensian penulis dalam memberikan contoh pada setiap metode yang dijelaskan. Tidak semua metode mendapatkan perspektif pribadi atau informasi tambahan dari penulis. Kelemahan ini dapat dikaitkan dengan teori konsistensi dalam karya ilmiah yang meliputi konsistensi dalam memegang pokok pikiran, penggunaan istilah, keakuratan, dan kesinambungan materi pembicaraan (Brotowidjojo, 1991).

Selanjutnya, pada bab 6, penulis mencantumkan beberapa sub-keterampilan sebagai pilihan kegiatan bagi pengajar dalam mengembangkan keterampilan membaca siswa. Penulis memberikan langkah-langkah jitu yang merupakan contoh konkret tentang cara mengaplikasikan sub-keterampilan tersebut di kelas. Namun, bab ini hanya terfokus pada pentingnya membaca dalam pengajaran bahasa tanpa menyertakan contoh konkret atau strategi yang dapat digunakan pengajar untuk melibatkan siswa secara aktif dalam membaca. Disarankan agar penulis menambahkan contoh konkret atau strategi yang membantu pengajar melibatkan siswa secara efektif dalam membaca. Djamarah dan Zain (2006) menyatakan, "Strategi mempunyai suatu garis-garis besar haluan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Dengan menambahkan strategi atau contoh konkret dalam bab ini, pengajar akan diberikan panduan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan membaca yang melibatkan siswa secara aktif. Penambahan ini juga akan memberikan variasi dan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca mereka dengan cara yang lebih terlibat dan menyenangkan.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari buku “Lucy Pollard’s Guide to Teaching English” memberikan informasi penting mengenai pengelolaan kelas secara efektif dan efisien. Posisi duduk siswa sangat memengaruhi proses pembelajaran dan tingkat kefokusan siswa. Penulis juga mengemukakan beberapa metode pendekatan dengan jelas dan terstruktur. Meskipun ada metode yang tidak mendapatkan perspektif pribadi dan informasi tambahan dari penulis hingga menyebabkan ketidak konsistensian penulis dalam memegang pokok pikiran, penggunaan istilan, keakuratan, dan kesinambungan materi pembicaraan. Selain itu, penulis juga memberikan langkah-langkah dalam pengembangan keterampilan membaca siswa. Namun, penulis tidak menambahkan contoh konkret atau strategi yang membantu pengajar melibatkan siswa secara efektif dalam membaca. Dengan menambahkan strategi atau contoh konkret dalam buku ini, pengajar akan diberikan panduan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan membaca yang melibatkan siswa secara aktif.



Bagikan ke WhatsApp

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

Artikel Populer