Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

A stunning morning enchantment

A stunning morning enchantment


The sun shyly peeks over the horizon
Its soft rays caress the leaves
The morning dew sparkles like a jewel
Greeting the world with peace

The blue sky stretches out impeccably
White clouds swirl like a boat
The birds hum melodiously 
Welcoming the morning with joy

The flowers bloom magnificently
Releasing a fragrant fragrance into the air
The trees whisper in the breeze
Dancing to its strains

Fresh air fills every room
Awakening new spirit and hope 
Feet stepping with light steps 
Pick up the day with gratitude

Oh, bright morning
how beautiful you are 
A reminder of the Divine majesty
Let us enjoy every moment
With a heart full of love and peace
Bagikan ke WhatsApp

Pesona pagi yang menakjubkan

 Pesona pagi yang menakjubkan

Mentari malu-malu mengintip cakrawala
Sinar lembutnya membelai dedaunan
Embun pagi berkilauan bagai permata
Menyapa dunia dengan kedamaian

Langit biru terbentang tanpa cela
Awan putih berarak bagai perahu
Burung-burung bersenandung merdu
Menyambut pagi dengan riang gembira


Bunga-bunga merekah dengan megah
Melepaskan harum semerbak ke udara
Pohon-pohon berbisik ditiup angin sepoi
Menari-nari mengikuti alunannya

Udara segar mengisi setiap ruang
Membangkitkan semangat dan harapan baru
Kaki melangkah dengan langkah ringan
Menjemput hari dengan penuh syukur

Oh, pagi yang cerah
betapa indahmu
Menjadi pengingat akan keagungan Ilahi
Marilah kita nikmati setiap momennya
Dengan hati yang penuh cinta dan damai
Bagikan ke WhatsApp

HUJAN ITU....

 Hujan itu...

Awan kelabu itu seperti enggan melepas hujan 

"Biarkan hujan turun agar kau tanpa beban.."  ujar angin pada awan

"Tahukah kau wahai angin

Bahwa aku adalah awan, mendung, dan hujan itu sendiri..?

Angin terdiam

Hujanpun turun deras

Riuh menghantam genteng dan sela-sela dedaunan

Hingga tersisa biru bersaput kelabu yg terus meredup

Yang dengan begitu curangnya

Membangkitkan virus kenangan yang menyelinap di ruang lamunan

di sepagi ini

Rain.gif -Serantony
Bagikan ke WhatsApp

Hanya

Mengertikah kau
Mengapa puisi ini tercipta?
Dia ada agar kau dapat merasakannya
Bukan sekedar tuk dibaca

Mengertikah kau
Mengapa puisi ini tercipta?
Karena ada rasa yang terkurung di setiap baitnya

Yang tersembunyi di balik senja,
Yang tertutup oleh cahaya rembulan
Yang luruh bersama daun yang terhempas bayu
Yang jatuh ke bumi bersama titik hujan
Yang bahkan tersaput oleh kabut gelap malam

Ya…hanya agar kau mengerti
Tak lebih.
Bagikan ke WhatsApp

Untukmu

Inilah cinta,
Yang selalu dipuja puji
Yang terkadang dicari, hilangkah ?

Begitulah cinta,
Yang terkadang menjadi alasan
sebagai pembenaran

Adalah cinta,
Kata yang selalu berubah makna
Mengikuti apa pun keinginan

Bukankah cinta,
Hanya cinta itu saja
Bukan tentang aku, kamu atau dia

Pada sang bayu kubisikkan
Tentang resahku
Tentang harapku

Pada semburat senja kuceritakan
sebuah asa
Sebuah angan

Akankah nyata?
Akankah terwujud?
Ku meragu

Melampaui batas mimpi
Melampaui batas lamunan
Lelah…

Akankah semuanya kan berujung
Seindah pelangi berwarna warni

Ataukah
kita hanya kan selalu mengulang kisah
Yang tak pernah berujung
Dan tak pernah berakhir.


Dengar di Spotify
Bagikan ke WhatsApp

CINTA dan PINTA

CINTA dan PINTA

Kugoreskan penaku
Dengan pesan cinta
Pada setiap tetes goresan tintanya
tersirat rasa

Haruskah kuhapus goresannya ?
Aku tak tau bagaimana menghapusnya
Karena tintanya telah lebur,
Bersatu mewarnai hingga ke setiap sudut hati
Menjadi buih-buih menggenangi

JEDA

Kupandangi ruangmu terlihat kosong
Kutengok sisi diriku terasa hampa
Ingin kuraih tapi tak ada disana
Sembunyi kah kau?
Jauh di lubuk hatiku yang sepi
Ataukah terselip di sela ingatan

Aku Hanya Bulan


AKU HANYA BULAN

Aku hanya bulan,
siang ku tiada karena terhalang gagahnya mentari dan semaraknya awan

Aku hanya bulan,
Yang terdampar di tengah kerisauan

Aku hanya bulan,
Yang cintanya terhalang bebatuan: kenyataan

HUJAN

Hujan

Langit yang kian gelap
Mengundang mendung semakin mendekat
Hujan menyesak memaksa untuk jatuh
Membobol pertahanan sang mega
Aku meneruskan langkah dengan tergesa


Kubungkus rasaku bersama hujan
Hujan yang jatuh menemuimu

Berteman Sunyi

Berteman Sunyi

Remang senja menuju ke haribaan malam
Bagai kabut yang menghantar bayangmu
Beribu Kenangan merayapi sukma
















Resah mencekam di kalbu
Resah yang memeluk erat
Resah yang diam saat bersendirian

Kala sepi menjemput gelap malam

Tanyaku

Ketika senja Berjalan lugu
Engkau pulang merantai rindu
Sayu senyum yang kau beri
hanyalah pilu yang tampak dalam hati

BIARKANLAH

BIARKANLAH



Ketika cahaya rembulan telah padam
di ujung malam yang membisu
disana ada tetes embun keresahan
yang menetes jatuh pada kelam
itulah resah perasaan
yang tertumpah pada sunyi suasana malam

Bulanku Bulanmu


Malam ini
tataplah bulan
yakinilah kita melihat bulan yg sama
bersyukur atas semua
berterima-kasih atas segalanya
atas kesempatan tuk saling mengenal
dan berharap esok kan tiba
Dengan segala kemudahan dariNya

Relung



Bagikan ke WhatsApp

SESAAT

SESAAT

Ketika kusadari
merpati t'lah meninggi                                

kubawa hampaku
dan terbang jauh

Begitu tiba-tiba
kau hadir di hatiku

sirna letihku 

Samuderaku

Di hamparan permadani biru sudut negeriku
Yang dengan begitu tenangnya
Perlahan terbungkus malam
Di kala purnama enggan menyapa

Hembus angin lembut
Terbangkan jiwa pada rasa dalam damai
Cipta dan pesona yang terus memijar
Pada birunya samudera cinta,

UNTUK IBU


Teruntuk wanita yang mencintaiku sebelum aku lahir.
Teruntuk wanita yang memeluk hatiku jauh sebelum ia terbentuk
Untuk wanita yang selalu terjaga dari senja hingga pagi dengan kelemahan demi kelemahan untuk 9 bulan lamanya.
Menyemangati dirinya sendiri bahwa itu adalah sesuatu yang patut di perjuangkan

GANDA

Aku terpana
ketika kutatap kaca
mukaku ternyata ganda
aku tersiksa

ketika kulihat telaga
ternyata ucapku palsu semua

Artikel Populer