Latar Belakang Masalah Teori Psikologi Sastra
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya,
maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau
sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta
sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan
suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia,
di samping sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan
dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia (Semi, 1993:8).
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu
lainnya.Ia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan
sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun demikian, manusia hidup tidak lepas
dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain
tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun
anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggotakelompok
lain. Karena sangat kompleksnya, manusia juga sering mengalami konflik dalam
dirinya atau konflik batin sebagai reaksi terhadap situasi sosial di
lingkungannya. Dengan kata lain, manusia selalu dihadapkan pada
persoalanpersoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak
terlepas dari jiwa manusia itu sendiri. Jiwa di sini meliputi pemikiran,
pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri (Walgito, 1997:7).
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur.Melalui perilaku tokohtokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri.
Karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga menggambarkan kejiwaan manusia, walaupun pengarang hanya menampilkan tokoh itu secara fiksi. Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi.Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atasjiwa dan raga. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan megenaihidup dan kehidupan (Hardjana, 1985:60)
Bagikan ke WhatsApp
No comments:
Post a Comment
Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.