HUBUNGAN KOLESTEROL DARAH DAN UKURAN LINGKAR PINGGANG

Perkembangan zaman yang semakin canggih menyebabkan semakin banyak penyakit yang ditimbulkan akibat kurang seimbangnya pola hidup dan pola makan. Salah satu penyakit yang ditimbulkan akibat dari pola hidup dan pola makan yang kurang seimbang adalah hiperkolesterol, tingginya konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah atau hiperkolesterolemia.

Saat ini jumlah penderita obesitas meningkat secara progresif di Indonesia. Hanya saja kita belum memiliki data tentang obesitas di negeri ini. Obesitas menjadi faktor resiko dislipidemia atau kadar lemak tubuh diatas normal, yang menimbulkan penyakit kardio vaskuler (PKV).


Dislipidemia adalah salah satu problem obesitas yang ditimbulkan karena adipositas (kelebihan timbunan lemak pada tubuh), khususnya tingginya ukuran lingkar perut.

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, 20% kejadian stroke dan lebih dari 50% penyakit jantung disebabkan karena kadar kolesterol yang tinggi. Kadar kolesterol total dalam darah tidak boleh lebih dari 240 mg/dL.

Baca Juga 

HUBUNGAN INSOMNIA (SULIT TIDUR) DENGAN KOLESTEROL

PALA SEBAGAI CARA AMPUH ATASI INSOMNIA

20 PENYAKIT DAN MAKANAN YANG HARUS DIPANTANG


    Artinya bahwa orang yang lingkar pinggangnya melebihi normal akan beresiko 8 kali terkena kolesterol darah yang tinggi.

    Ukuran obesitas dan overweight ternyata tidak hanya bisa diiukur dengan berat badan seseorang namun juga dapat diukur dengan lingkar pinggang. Pengukuran lingkar pinggang dapat dijadikan gambaran terhadap kadar lemak yang ada di sekitar perut atau lemak viseral.

    Semakin besar lingkar pinggang seseorang, menunjukkan adanya kejadian obesitas sentral atau semakin buncit seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut terkena penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2 bahkan kematian.

    Lingkar pinggang lebih akurat untuk mencerminkan obesitas sentral pada orang dewasa dibandingkan dengan indeks massa tubuh.

    Obesitas sentral adalah kelebihan lemak yang ada pada perut, dan banyak penelitian yang menyatakan bahwa obesitas sentral atau perut buncit lebih berbahaya dibandingkan dengan obesitas pada umumnya.

    Pada orang yang memiliki berat badan normal namun lingkar pinggang yang besar, maka ia memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena berbagai penyakit dibandingkan dengan orang dengan lingkar pinggang yang normal. Penyakit jantung akan semakin meningkat seiring dengan penambahan ukuran lingkar pinggang seseorang.

    Cara mengukur lingkar pinggang

    Cari tulang rusuk yang paling bawah dan tulang pinggang paling atas, temukan bagian tengah di antara kedua tulang tersebut, Temukan spot yang tepat, tekan jemari anda pada batang tubuh di dekat bagian kanan pinggang. Lingkarkan pita atau meteran yang biasa digunakan untuk membuat baju dan ukur pinggang anda di tempat yang anda temukan tadi., dan tentu saja jangan mengecilkan perut.



    Ukuran lingkar pinggang yang sehat pada wanita yaitu lebih kecil dari 88 cm, sedangkan pada laki-laki lebih kecil dari 102 cm. Melebihi dari angka tersebut dapat dikatakan memiliki perut buncit atau obesitas sentral.

    Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi ukuran lingkar pinggang adalah dengan melakukan pola hidup sehat. Selalu konsumsi makanan yang rendah kalori, rendah lemak serta tinggi serat.
    Kurangi makan-makanan yang terlalu banyak garam dan gula.

    Perbanyak makan makanan yang mengandung lemak tidak jenuh dibandingkan dengan makanan tinggi lemak jenuh.

    Lalu, lakukan olahraga rutin dengan intensitas sedang, setidaknya 30 hingga 60 menit per hari. Olahraga seperti sit-up, dapat membentuk otot perut namun tidak terlalu efektif untuk mengurangi lemak viseral tubuh.


    Bagikan ke WhatsApp

    No comments:

    Post a Comment

    Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

    Artikel Populer