MENGAPA ATMOSFIR HANYA BERISI OKSIGEN SEPERLIMANYA, PADAHAL SANGAT PENTING BAGI KEHIDUPAN?
Atmosfir bumi adalah campuran berbgai gas. Yang terbanyak adalah nitrogen yaitu sekitar 27 persen. Oksigen yang baik mengisi 21 persennya, sisa 2 persen lainnya terdiri dari gas lain diantaranya argon, karbondioksida, dan lain-lain. Uap air juga membubung ke udara dalam jumlah bervariasi.
Manusia memerlukan oksigen, karena oksigen adalah gas yang menjaga tubuh kita tetap bekerja. Bayi prematur yang paru-parunya mungkin saja belum berkembang sempurna, kadang dimasukkan dalam inkubator dengan atmosfir yang kaya dengan oksigen.
Bukan hanya 21 persen oksigen, udara di dalam inkubator berisi 30 sampai 40 persen oksigen. Bayi-bayi dengan masalah pernapasan yang parah bisa saja dikelilingi udara yang 100 persen oksigen, untuk mencegah kerusakan otak.
Tetapi terlalu banyak oksigen hampir sama berbahayanya dengan terlalu sedikit. Terlalu banyak oksigen di udara inkubator, dan di dalam darah , dapat merusak pembuluh darah di mata bayi dan menyebabkan hilangnya penglihatan.
Gambar oleh WikimediaImages dari Pixabay |
Ini mengindikasikan dua sisi sifat oksigen. Kita harus menghirupnya agar tetap hidup, tetapi oksigen juga dapat menjadi racun bagi organisme hidup.
Ketika oksigen dari udara bercampur dengan unsur-unsur lain, seperti hidrogen dan karbon. terjadi reaksi yang disebut oksidasi, Oksidasi membuatm moleku-molekul organik yang merupakan dasar kehidupan menjadi rusak.
Oksigen lambat bersenyawa dengan unsur-unsur lain pada suhu normal. Saat unsur-unsur bersenyawa, panas dilepaskan, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga kita tidak merasakannya.
Tetapi oksidasi dapat terjadi dengan cepat jika suhu meningkat. Goreskan korek api, maka gesekan antara pentul korek api dengan lapisan di kotak korek api memanaskan korek api. Terjadi oksidasi yang sangat cepat, korek api pun menyala. Dalam kasus ini kita merasakan panas dan melihat energi cahaya yang dilepaskan oksidasi.
Di tubuh kita oksidasi kurang dramatis, sel-sel darah merah mengumpulkan oksigen dari paru-paru dan membawanya ke seluruh tubuh. Dalam proses yang terkendali cermat yang jauh lebih lambat dan tidak sedahsyat pembakaran korek api, oksigen mengubah molekul dalam makanan yang kita telan. Pengubahan ini melepaskan energi dan air, dan menyisakan karbon dioksida. Karbon dioksida diangkut kembali ke paru-paru oleh sel-sel darah merah, dan kita menghembuskannya ke udara melalui paru-paru.
Mendapatkan cukup oksigen teramat sangat penting. Seperti api dapat dipadamkan oleh karung, kita bisa mati sesak kalau ada yang menghambat kita menghirup oksigen 5 menit saja. Tingkat ideal oksigen bagi kita adalah apa yang kita miliki 21 persen di udara. Tetapi bahkan dalam tingkat "ideal" ini pun, oksigen menunjukkan kekuatan merusak. Padang rumput kering dapat kebakaran karena satu bunga api.
Keseimbangan oksigen dengan gas-gas lain dijaga oleh siklus kehidupan di alam. Hewan menghembuskan karbon dioksida kemudian tumbuhan menggunakannya dan kemudian mengeluarkan oksigen.
Namun tidak ada jaminan bahwa tingkat oksigen akan tetap selamanya. Jumlah karbon dioksida yang dibuang ke atmosfir makin meningkat, terutama ketika bahan bakar dari fosil dibakar, misalnya bensin, itu menyisakan karbon dioksida.
Sementara itu tumbuhan terbesar di planet, pepohonan ditebang dengan kecepatan yang makin meningkat, dengan berhektar-hektar hutan dihancurkan setiap menit. Gabungan ini menyebabkan oksigen di udara perlahan-lahan menurun, dan para ilmuwan bekerja keras untuk menemukan cara-cara mengukur kerusakan yang telah terjadi.
Bagikan ke WhatsApp
No comments:
Post a Comment
Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.