Benarkah Semut Bisa Berbicara?

Seperti dalam kisah yang terdapat dalam kitab suci Al Quran diceritakan bagaimana seekor semut berbicara kepada koloninya agar segera menyelamatkan diri agar terhindar dari injakan Nabi Sulaiman Alaihi Salam dan bala tentaranya yang akan lewat, suara semut yang berbicara ini hanya dapat didengar oleh nabi Sulaiman yang memang diberi kemampuan untuk memahami bahasa dari semua jenis hewan.


Seperti tersebut dalam Al Quran Surat An Naml ayat 18 :


حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Artinya :
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"

Nah penelitian saat ini telah berhasil membuktikan bahwa semut memang dapat berbicara, bukan hanya sekedar berkomunikasi lewat feromon.

Feromon adalah semacam zat atau sinyal kimiawi yang dihasilkan satu organisme untuk mempengaruhi perilaku individu lain dari spesies serupa atau sama.

Ia berupa molekul kecil bersifat mudah menguap atau larut di dalam air, dapat terdispersi dengan mudah ke dalam lingkungan, dan seperti hormon aktif dalam jumlah sedikit.

Namun, fakta kebenaran Al-quran kembali terungkap melalui sebuah penelitian ilmiah. Science Magazine yang terbit pada 6 Februari 2009 menuliskan sebuah hasil penelitian ilmiah terbaru yang menyatakan semut dapat berbicara.

Dalam penemuan tersebut terungkap bahwa kemajuan teknologi audio yang canggih telah memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti dan menemukan kesimpulan bahwa semut-semut secara rutin berbicara satu sama lain.

Semut Sebagian besar memiliki semacam papan alami dan plectrum yang terdapat dalam perut mereka yang dapat mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Menggunakan mikrofon dan speaker mini yang canggih yang dapat dimasukkan kedalam sarang semut, peneliti menemukan bahwa ratu semut dapat mengeluarkan instruksi kepada para pekerja mereka.

Mereka para semut bersuara dengan menggunakan sinyal kimia.

Kita pasti pernah lihat semut seperti bersalaman ketika mereka bertemu. Seperti itulah mereka melakukannya.

Para peneliti belum mengetahui dengan pasti tentang berapa jumlah semut yang mengandalkan suara untuk bahasa mereka, namun mereka menduga penelitian lebih lanjut akan mengungkapkan kosakata yang lebih luas daripada yang terlihat sebelumnya.

Sedangkan menurut buku “Encyclopedia of Entomology” karangan John L. Capinera dikatakan setidaknya ada 4 jenis senyawa kimia yang dikeluarkan semut dalam berkomunikasi, dengan mengambil contoh semut African Weaver:

Hexanal: Zat ini menarik perhatian dan membangunkan ketertarikan mereka.

Hexanol: Semut-semut menjadi siaga dan berlarian ke segala arah dalam rangka mencari sumber masalah.

Undecanone: Saat dipancarkan, ini menarik semut ke sumber bahaya, dan membuat mereka menggigit semua objek asing pada daerah semut.

Butyloctenal: Meningkatkan agresi dan kesiapan mereka untuk mengorbankan diri.

Dalam surat An-Naml ayat 18 di atas, kira-kira seperti inilah percakapan para semut tersebut:
1. “Hai para semut”: dalam tahap ini, Hexanal di keluarkan, memasuki fasa alerting dimana semut tersebut meminta perhatian semut yang lain.

2. “kembalilah ke sarangmu” : dalam tahap ini, Hexanal lebih intense dikeluarkan, menyebabkan apa yang dikatakan oleh John L. Capinera di atas, semut-semut berlari dengan cepat dan acak, serta mengubah arah.

3. “agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya” : dalam tahap ini, Hexanol di keluarkan, mengakibatkan fasa attraction dan stopping dimulai, di mana perhatian para semut di arahkan kepada sumber bahaya, dalam hal ini adalah Sulaiman dan tentaranya.

4. “sedangkan mereka tidak menyadari” : dalam tahap ini, semut-semut itu di perintahkan untuk holding, bukan bitting.
Undercanone dan Butyloctenal dalam kadar tertentu bersama-sama menentukan jenis pertahanan apa yang harus mereka buat untuk mempertahankan diri dan sarang mereka.
Dalam hal ini yang diperintahkan adalah “hold” atau tunggu. “Jangan serang, karena mereka tidak menyadari. Mereka tidak sengaja akan menginjak kita dan menyerang kita.”

Demikianlah, Allah Tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.

Bagikan ke WhatsApp

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

Artikel Populer