Pendekatan Orang tua dalam Mencegah Kenakalan Remaja


Kelekatan secara psikologis dengan orang tua merupakan suatu hal yang penting bagi remaja. Remaja yang memiliki hubungan yang aman dengan orangtuanya akan memiliki kesejahteraan emosional yang lebih baik

Remaja juga akan dapat memiliki hubungan yang positif dengan teman sebaya serta dapat membantu remaja untuk memiliki hubungan bermakna dan perasaan berharga pada masa dewasa awal.

Pendekatan lainnya adalah orang tua sangat perlu menjadi model bagi remaja. Dalam hal ini remaja ingin merasa bangga dengan orang tua yang dapat dihormati dan dikagumi, oleh karena itu orang tua harus mampu melakukan apa yang diajarkannya pada anak remaja.

Dengan kata lain, orang tua harus menjadi contoh/teladan inspirasi bagi anak remaja sehingga anak remajanya mau mendengarkan nasihat dan segala sesuatu yang diajarkan orang tuanya.

Peran strategis orangtua antara lain:


  • Sebagai fasilitator

Orangtua harus aktif memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan anak, memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam suasana yang menyenangkan, sehingga ia mampu mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya agar berguna untuk diri dan lingkungan sosialnya.


  • Sebagai edukator

Menanamkan aqidah dan akhlak sejak dini, membekali keterampilan hidup (life skills), hingga ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat diberikan secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sistem pendidikan klasikal di sekolah-sekolah formal hanya memberikan pelayanan standar (rata-rata) bagi semua anak, padahal kita tahu semua anak bersifat unique. Yaiitu tidak ada dua individu yang sama persis, memiliki kecerdasan sama.
Orangtua hendaknya mencermati potensi kecerdasan yang dimiliki putra-putranya agar anak dapat mewujudkan potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal.


  • Sebagai motivator

Orangtua diharapkan menumbuhkan motivasi intrinsik yang muncul dari dalam diri anak untuk mau berprestasi, beribadah, maju bersaing secara sehat, dan hal-hal baik lainnya. Untuk merangsang hal tersebut orangtua hendaknya memberi apresiasi setiap kali anak melakukan suatu kebaikan yang diharapkan.
Memuji anak ketika melakukan sesuatu kebaikan lebih berharga daripada menghukum karena suatu kesalahan.


  • Sebagai konselor/problem solver

Dalam fase perkembangan, manusia berinteraksi dengan lingkungan alam dan sosial yang boleh jadi mengalami berbagai masalah. Masalah itu ada yang bisa diatasi dan ada pula yang sulit, memerlukan konseling dari orang lain yang lebih tahu dan lebih pengalaman.

Sebagai konselor/problem solver bukan berarti orangtua mengambil alih dan menyelesaikan semua persoalan anak. Akan tetapi, cukup memberi berbagai alternatif pemecahan masalah dengan kemungkinan konsekuensinya lalu membiarkan mereka memilih alternatif yang paling baik menurut mereka.


  • Sebagai teladan/model

Bersikap, bertutur kata, bertingkah laku di hadapan anak menjadi media pembelajaran yang efektif bagi anak. Jika yang tampil dalam pergaulan sehari-hari tutur kata yang lembut maka anak akan menirunya seperti itu ketika bertutur dengan orang lain. Sebagai model orangtua berupaya untuk menunjukkan model sikap, tutur kata, dan tingkah laku yang tepat dalam berbagai situasi kehidupan.


  • Sebagai teman

Sebagai teman harus setia saling mendengarkan cerita, perasaan, pendapat, apa pun isinya. Mendampingi anak ketika dalam suasana hati mereka yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Orangtua harus bisa menempatkan diri sebagai teman dalam obrolan berbagai tema seputar dunia anak. Orangtua berfungsi sebagai teman juga menjadi wahana penting untuk melatih keterbukaan anak terhadap apa saja yang dipikirkan, dirasakan, dan diinginkan.


  • Sebagai negosiator

Orangtua kadang-kadang harus bertindak sebagai negosiator ulung dalam melakukan tawar-menawar dengan anak, terutama anak-anak yang sudah beranjak remaja.
Pola asuh otoriter hanya akan menimbulkan berbagai ketegangan dalam diri anak, bahkan dapat menimbulkan pembusukan potensi-potensi yang dimilikinya.
Banyak sekali aktivitas anak yang memerlukan negosiasi orangtua. Pukul berapa sudah harus di rumah setelah jalan-jalan dengan teman di hari libur adalah contoh kecil wilayah yang bisa dinegosiasikan.

Bagikan ke WhatsApp

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

Artikel Populer