Pengaruh orangtua secara signifikan mempengaruhi perkembangan selama remaja bahkan melampaui masa remaja.
Orangtua memiliki implikasi yang luas bagi kehidupan remaja di luar keluarga dalam hubungannya dengan teman sebaya, guru dan orang dewasa lainnya; atmosfer emosional keluarga, cara orang tua melatih dan mengajarkan anak-anaknya dapat membentuk arah masa depan kehidupan remaja.
Pada keluarga yang harmonis terlihat adanya afeksi timbal balik yang hangat dan positif antara orang tua dengan anak remaja, sedangkan pada keluarga yang kurang harmonis akan memunculkan afeksi yang negatif yakni remaja tidak mendapatkan perhatian dan dukungan dari orang tua, bahkan penolakan dari orang tua.
Sifat-sifat Orangtua yang diinginkan Remaja
Singgih dan Susantoputri (dalam Gunarsa, 2009) menyebutkan sifat-sifat orang tua yang diinginkan remaja, yaitu:
- Perhatian Orang Tua dan Dukungannya
Salah satu cara remaja mengetahui bahwa orang tua menaruh perhatian dan dukungan adalah dari cara orang tua memperhatikan, memberi waktu bersama dan kesediaan mendampingi.
Mendengarkan dan Perhatian yang Empatik
Remaja mengungkapkan keinginannya agar orang tua mau berbincang-bincang bersama secara simpatik, pendengar yang penuh perhatian, orang tua yang merasakan bahwa anaknya mengatakan hal yang berarti.
- Kasih Sayang dan Afeksi Positif
Remaja mengharapkan agar orang tuanya sekali-kali mengatakan menyayangi dirinya. Remaja juga membutuhkan dukungan intrinsik seperti apresiasi dan rasa sayang dan dukungan ekstrinsik seperti memeluk, mengajak berlibur serta membeli kado khusus anak
- Penerimaan dan Persetujuan
Suatu cara untuk menunjukkan kasih sayang kepada remaja adalah dengan mengenal dan menerima remaja sebagaimana adanya, termasuk kekurangan dan kelebihnnya. Remaja perlu tahu bahwa dirinya dihargai, diterima dan disayang oleh orang tuanya. Remaja ingin orang tuanya memperlihatkan toleransi terhadap individualitasnya, dan perbedaan antar pribadi dalam keluarga.
- Kepercayaan pada Remaja
Remaja merasa orang tua semestinya mempercayai sepenuhnya kecuali bila remaja sendiri yang memberi alasan/melakukan hal-hal yang membuatnya tidak bisa dipercayai.
- Pemisahan Individuasi dan Otonomi
Keinginan setiap remaja adalah diterima sebagai orang dewasa yang otonom. Hal ini dicapai melalui proses pemisahan-individuasi ketika ikatan orang tua-remaja diubah, tetapi hubungan dipertahankan. Remaja membentuk individualitas dan keterikatan dengan orang tua pada waktu yang sama. Remaja membentuk hubungan berdiferensiasi dengan orang tua, sedangkan komunikasi, afeksi, dan rasa percaya berlangsung terus.
Bagikan ke WhatsApp
No comments:
Post a Comment
Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.