HUBUNGAN MEDIA SOSIAL DAN POTENSI DITERIMA SAAT MENCARI KERJA

HUBUNGAN MEDIA SOSIAL DAN POTENSI DITERIMA SAAT MENCARI KERJA

Di masa sekarang ini dalam melamar suatu pekerjaan kadang ada kolom yang mencantumkan kita untuk mengisinya yaitu kolom tentang akun media sosial.

Para pengusaha atau rekruiter yang membutuhkan pekerja biasa meminta para pencari kerja untuk menuliskan nama akun media sosial mereka tentu ini ada maksudnya, yaitu untuk mengetahui rekam jejak digital kita dan juga gambaran lebih detil untuk mengetahui apakah kriteria pencari kerja yang mereka inginkan sesuai dengan yang identitas mereka.

Media sosial sendiri bagaikan 2 sisi mata pisau ada baiknya dan juga ada buruknya. tergantung kemampuan para pencari kerja untuk memanfaatkan sebaik-baiknya berbagai platform media sosial mereka agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para rekruiter atau pengusaha.

Foto : pinterest.com

Beberapa hal yang dilihat para rekruiter diantaranya:

  • Apakah kandidat berlaku buruk di dunia maya atau justru menunjukkkan profesionalitasnya
  • Jika berlaku buruk seperti memposting hal provokatif, berkomentar diskriminatif tentang SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan), menjelekkan perusahaan sebelumnya atau bahkan berbohong tentang skill dan kemampuan kamu, rekruiter berpotensi menolaknya.

  • Di sisi lain apabila calon kandidat professional melalui media social dengan berbagi pengalaman serta memposting hal-hal yang berkaitan dengan skill mereka, rekruiter akan memilih mereka sebagai opsi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat bermain di media sosial:

  • Posting hal-hal yang terkait pekerjaan. Misalnya kamu melamar untuk posisi content writer, mungkin kamu bisa membagikan bukti pelatihanmu, mengikuti seminar tentang kepenulisan, atau sekedar sharing tentang ilmu content writer di media social.

  • Tunjukkan kreativitasmu. Sebagai contoh kamu suka menulis di blog, bagikan tulisanmu ke media sosial agar banyak dilihat orang.

Sedangkan ada pula beberapa hal yang harus dihindari, diantaranya:

  • Berbicara kasar dan provokatif
Jangan pernah memposting sesuatu atau status yang berisi dengan umpatan dan kebencian atau komentar provokatif tentang politik, ras ataupun agama, hal ini yang paling banyak terjadi sekarang ini karena kebablasan dalam mengekspresikan diri.

  • Memposting percakapan pribadi.

Memposting hal yang sangat pribadi seperti percakapan pribadi terkadang bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri.
Apalagi jika isi chat atau percakapannya berbicara tentang hal-hal buruk , seperti menjelek-jelekkan perusahaan sebelumnya, menyindir orang lain dan sebagainya.

Bijaklah bermedia sosial karena erat kaitannya dengan dengan kredibilitas kamu, yang juga merupakan cermin kemampuan dan kecerdasan emosional kamu, terlebih saat kamu ingin mencari kerja.

Bagikan ke WhatsApp

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

Artikel Populer