Berasumsi dan Menganalisis, Salahkah?
Manusia adalah makhluk sosial,
yang berarti tidak bisa hidup sendiri, mereka selalu membutuhkan orang lain
dalam kesehariannya,
Orang lain itu bisa
dijadikan ukuran atau parameter mereka dalam melakukan sesuatu ataupun sebagai
tolak ukur dalam suatu hal yang ingin dan atau telah mereka capai.
Tidak ada yang salah
dalam menilai atau berpendapat berdasarkan apa yang diketahui. Tetapi mereka
melupakan satu hal, menjaga hati.
Memang tutur dan kata
adalah hal yang sulit untuk dikendalikan, tapi kan bisa dilatih. Tutur dan kata
yang dalam konsep saat ini berupa kekuatan jari tuk mengetikkan sesuatu di
kolom komentar beragam media sosial.
Mereka lupa bahwa mungkin akan ada luka yang sangat hanya dari ujaran yang sepele, mereka melupakan esensi saling menyayangi saat sibuk memberikan penilaian, penyakit jiwa kah ? ya..bisa jadi hal itu merupakan suatu pelampiasan bentuk dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya selama ini.
Sebenarnya setiap fase
hidup sudah dirancang dengan takaran tepat, hanya saja manusia terlalu sering
merasa hebat dengan menebak ukuran yang dianggap baik.
Hidup punya alur
kompleks yang sulit diterjemahkan. karena itu, membandingkan rute antar manusia
dan memberikan penilaian sendiri adalah hal konyol dan tentulah melelahkan.
Manusia memang dilahirkan dengan
dihadapkan pada banyak kebebasan, meski tidak ada yang benar-benar bebas di
dunia ini.
Namun juga jangan lupa ada
hak yang membatasi. Bebas memainkan
logika, berimajinasi, memakai tolok ukur masing-masing , kemudian menganalisis dan
menarik kesimpulan yang pada akhinya melahirkan beragam asumsi bercampur emosi
yang mengalahkan logika.
Apakah rasa bisa diterjemahkan
menjadi asumsi yang benar tanpa ada logika bermain di dalamnya ?
Mungkin mereka sering lupa
kalau asumsi juga bisa salah. Dan juga bahwa rasa tidak bisa diterjemahkan
dalam bentuk asumsi yang terkadang sangat konyol itu.
Ingatlah, menerka-nerka kehidupan hanya akan
membuatnya terasa berat. Karena ada yang perlu diselaraskan dan skala prioritas
pada setiap orang tidaklah sama.
Rumit?
Begitulah hidup, cobalah berdamai dengan hidup dan mencoba menutup
celah untuk mencela walaupun itu adalah yang sulit.
Dengarkan di Spotify atau simak di Google Podcast
Bagikan ke WhatsApp
No comments:
Post a Comment
Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.