Kebiasaan Merokok Dan Penyakit Tuberculosis

Merokok sudah kita ketahui bersama merupakan kebiasaan buruk yang dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang, bahkan juga terhadap orang-orang di sekitarnya yang biasa disebut sebagai perokok pasif.

Ada banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok ini, hal ini dikarenakan banyaknya zat-zat beracun dan bisa mematikan yang terkandung di dalam sebatang rokok. Beberapa penyakit berbahaya diantaranya adalah , penyakit jantung, kanker paru-paru, penyakit paru kronis, kanker mulut dan tenggorokan, stroke dan bermacam masalah kesehatan lainnya.

Banyak dari kita menyangka bahwa merokok dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit TBC, hal ini tidak sepenuhnya benar. Seseorang dapat mengidapTBC jika di dalam tubuhnya terdapat kuman Mycobacterium tuberculosis yang aktif.

Seorang perokok sangat mudah terpapar penyakit ini dikarenakan daya tahan tubuh mereka yang berkurang karena kebiasaannya. Asap rokok merusak saluran pernafasan, khususnya rambut getar yang terdapat di saluran pernafasan.

Rambut getar ini bisa ditemukan pada bagian batang tenggorok dan berfungsi sebagai penyaring debu atau partikel asing yang masuk saat kita menarik nafas. Rambut getar yang sangat halus asap rokok. Karena rontok, maka tidak ada lagi penyaring debu dan partikel asing sehingga udara yang belum bersih ini bisa mengganggu pernafasan.

Pada saat itulah Kuman Mycobacterium tuberculosis dapat masuk dengan begitu mudahnya, ditambah pula dengan kondisi fisik rata-rata para perokok yang begitu rendah. Gejala TBC sendiri diantaranya batuk yang terus menerus selama tiga minggu atau lebih, nyeri dada, penurunan berat badan, kelelahan, demam, panas dingin hingga batuk berdarah.

Hal itu juga berkaitan dengan faktor berisiko lainnya, seperti merokok selama lebih dari 10 tahun, riwayat TBC dan merokok dalam keluarga, dan penggunaan obat non-parenteral yaitu pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah.

Menurut WHO dari hasil penelitiannya mengatakan, merokok dapat memperburuk pengobatan pasien TBC 70 persen lebih besar dibandingkan dengan pasien yang tidak merokok. Dari penelitian tersebut juga diperoleh data yang menyebutkan terdapat lebih dari 50 persen pasien TBC yang merupakan perokok, hal ini mungkin disebabkan karena merokok menyebabkan gejala yang sama dengan TBC seperti batuk. Maka sering kali terjadi keterlambatan diagnosis TBC di kalangan perokok dibanding yang tidak merokok.

Hal ini berarti, meskipun tidak menjadi pemicu datangnya TBC, merokok tetap memiliki peran besar dalam menyebabkan penyakit tersebut. Karena alasan inilah ada baiknya memang kita sebisa mungkin tidak menjadi perokok aktif maupun perokok pasif.

Bagikan ke WhatsApp

No comments:

Post a Comment

Selamat datang di Blog Saya, silakan beri komentar Anda di artikel ini, berkomentarlah yang sopan dan sesuai isi artikel. Terima Kasih.

Artikel Populer